Al-Quran dan As-Sunnah

MANAJEMEN MUTU DALAM PERSPEKTIF ISLAM
DOI: 10.1007/S10551-015-2619-Z

 

Q.S An-Naml (27): 88
صُنْعَ اللّٰهِ الَّذِيْٓ اَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍۗ اِنَّهٗ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَفْعَلُوْنَ …
“… (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan.”

Itqan (kesempurnaan) atau mutu dalam perspektif Islam didefinisikan sebagai suatu pekerjaan/aktivitas yang diselesaikan secara tertib, disiplin, akurat, dan bijaksana yang tercermin dari kualitas luaran pekerjaan/aktivitas tersebut (Ishak, A. H., & Osman, M. R., 2016).

17 nilai Islam yang terintegrasi dalam manajemen mutu:

TANGGUNG JAWAB

Merupakan suatu dorongan untuk berbuat kebaikan dan mencegah kejahatan. Tanggung jawab juga memiliki arti menyelesaikan tugas yang diberikan, penggunaan sumber daya secara beretika, memberikan contoh yang baik sebagai pemimpin, bertindak cepat, penunjukan personal yang kompeten, serta pengutamaan kesejahteraan bersama. Dalam istilah lain, tanggung jawab didefinisikan sebagai kehati-hatian dalam menunjuk karyawan dalam pelaksanaan tugas tertentu, kehati-hatian dalam proses kerja dengan memperhatikan masalah. Tanggung jawab pimpinan juga terlihat dari rapat tinjauan manajemen yang berfungsi sebagai platform untuk merefleksikan dan mengevaluasi hasil, untuk perbaikan lebih lanjut dari situasi saat ini.

Q.S At-Taubah (9): 71
وَالْمُؤْمِنُوْنَ وَالْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۘ يَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاُولٰۤىِٕكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

MUSYAWARAH

Musyawarah adalah sebuah proses konsultasi dan diskusi timbal balik untuk pengambilan keputusan dengan tujuan mencapai keputusan terbaik. Musyawarah juga merupakan cara untuk menjadi seseorang dengan pemikiran terbuka serta menghargai pendapat orang lain.

Q.S Ali ‘Imran (3): 159
. وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ…
“..dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

NIAT BAIK

Niat baik direfleksikan dengan target pekerjaan (goal setting) serta visi misi organisasi.

Hadits Shahih Al-Bukhari No. 52
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.”

KEADILAN

Meliputi keadilan dalam melindungi hak-hak karyawan, menghindari diskriminasi, sistem penghargaan yang sesuai dengan tugas yang diberikan, penegakan aturan ke seluruh karyawan tanpa memandang posisi, toleransi dalam mengakui perbedaan bakat, penugasan tugas yang sesuai, menghormati pelanggan, dsb.

Q.S Al-Ma’idah (5): 8
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

PERSAUDARAAN

Nilai persaudaraan tercermin dari hubungan baik tidak hanya dengan sesama karyawan, tetapi juga hubungan baik dengan pelanggan, mitra, dan masyarakat. Nilai persaudaraan juga terlihat dari keinginan untuk berbagi, tolong menolong yang saling menguntungkan, kepedulian terhadap perasaan orang lain, serta keterlibatan dalam usaha amal.

Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5552
تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
“Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).”

Hadits Shahih Al-Bukhari No. 12
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri”.

KERJASAMA

Nilai kerjasama terlihat dalam diskusi penyelesaian masalah, dan ide-ide untuk penyelesaian masalah, serta mengejar tujuan secara kolektif.

Q.S Al-Ma’idah (5): 2
…وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ…
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…”

Q.S As-Saff (61): 4
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”

Hadits Shahih Al-Bukhari No. 459
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
“Sesungguhnya seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.” kemudian beliau menganyam jari jemarinya.”

Hadits Jami’ At-Tirmidzi No. 2092
يَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ
“Tangan Allah bersama Al Jama’ah.”

OPTIMISME

Optimisme merupakan persepsi positif terhadap orang lain dalam pendelegasian pekerjaan. Juga diartikan sebagai harapan dan doa untuk masa depan yang lebih baik. Penerimaan terhadap kondisi yang ada baik atau buruk juga merupakan suatu tanda optimisme. Nilai ini juga dikaitkan dengan pencapaian tujuan, pemenuhan tenggat waktu, persepsi positif, dan motivasi.

Q.S Ali ‘Imran (3): 159
. وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ…
“..dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

KONSISTENSI

Konsistensi atau istiqamah berkaitan dengan prinsip perbaikan berkelanjutan. Tujuan utama dari konsistensi ini adalah untuk mengejar peningkatan dalam produk, layanan, dan kinerja secara keseluruhan secara berkala dan berkelanjutan.

Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5413
يَا أَيُّهَا النَّاسُ خُذُوا مِنْ الْأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا وَإِنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ
“Wahai sekalian manusia, beramalah menurut yang kalian sanggupi, sesungguhnya Allah tidak akan bosan sehingga kalian merasa bosan, sesungguhnya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dikerjakan secara kontinyu walaupun sedikit.”

INOVASI

Inovasi merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan termasuk kemajuan teknologi. Juga diartikan sebagai inisiatif untuk berubah, mencari peluang untuk perbaikan, dan merefleksikan evaluasi diri. Termasuk di dalam inovasi ini adalah kemampuan untuk menerima ide-ide kemajuan untuk perbaikan.

Q.S Ar-Ra’d (13): 11
…اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ…
“…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…”

MENGHARGAI WAKTU

Menghargai waktu tercermin dari cepat tanggap, dan ketepatan dalam menyerahkan tugas sesuai dengan deadline yang diberikan.

Q.S Al-‘Asr (103): 1-3
ࣖوَالْعَصْرِۙاِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙاِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”

RASA SYUKUR

Rasa syukur dapat dikonseptualisasikan ketika pimpinan dan karyawan saling memberikan kompensasi satu sama lain sebagai simbol apresiasi. Karyawan menerima sejumlah upah dan hak istimewa lainnya, yang kemudian rasa syukur tersebut diwujudkan dengan membalas apa yang diterima dengan menyelesaikan tugas secara bertanggung jawab.

Q.S Ali ‘Imran (3): 145
وَسَنَجْزِى الشّٰكِرِيْنَ…
“…dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.”

Q.S Luqman (31): 12
اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِ ۗوَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ…
“Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.”

KESABARAN

Kesabaran merupakan alat terbaik untuk menyingkirkan kesulitan. Kesabaran merupakan suatu keharusan dalam menangani perbedaan, konflik, dan sumber daya untuk tetap tenang dalam menghadapi kesulitan dan permasalahan.

Q.S Al-Baqarah (2): 153
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”

AKUNTABEL

Akuntabilitas mengacu pada pertanggungjawaban terhadap otoritas, sementara responsibilitas merupakan pertanggungjawaban untuk tugas yang diberikan.

Q.S Al-Baqarah (2): 284
…وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ…
“…Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu) bagimu…”

Q.S Al-An’am (6): 164
…وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۚ…
“…Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain…”

KEJUJURAN

Kejujuran mencakup penepatan janji dan pemenuhan terhadap pelaksanaan kontrak/kesepakatan yang dibuat dengan para pemangku kepentingan seperti pimpinan, karyawan, mahasiswa, dosen, masyarakat, dan pemerintah. Kejujuran juga diwujudkan dengan cara menghindari manipulasi data serta transparansi dalam dokumentasi dan pelaporan.

Q.S An-Nisa (4): 58
…اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…”

Hadits Shahih Muslim No. 4720
إِنَّ الصِّدْقَ بِرٌّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ فُجُورٌ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ كَذَّابًا قَالَ ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ فِي رِوَايَتِهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Sesungguhnya kejujuran itu adalah kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan sesungguhnya dusta itu adalah kejahatan. Dan sesungguhnya kedustaan itu akan menggiring ke neraka. Seseorang yang memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.”

BERWAWASAN LUAS

Berwawasan luas tercermin dari pengambilan keputusan yang efektif, rasional berdasarkan data dan sumber daya manusia terampil.

Q.S Al-Isra’ (17): 36
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.”

Q.S An-Nahl (16): 43
فَاسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ…
“…maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

KETULUSAN

Ketulusan didefinisikan sebagai penyelesaian tugas yang bebas dari kepentingan pribadi, melakukan karena Allah tanpa mengharapkan imbalan materi. Karenanya motif dalam pemenuhan tugas adalah bukan mencari kebanggaan melainkan sebagai pemenuhan tanggung jawab.

Q.S Al-An’am (6): 162
قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ
Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”

TAAT ASAS

Taat Asas mencakup kepatuhan terhadap kebijakan, keputusan, aturan, kontrak, standar/spesifikasi yang ditentukan, prosedur, dan dokumen yang dibuat oleh pihak yang berwenang.

Q.S An-Nisa’ (4): 59
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”